Blog ini Berisikan info wisata, tempat nongkrong, kuliner jaman now di seluruh Indonesia

Senin, 15 Januari 2018

Naik Gunung Dengan Jam Tangan Kw? Yakin?

Waktu memang sangat penting, terutama bagi Saya yang hobi traveling, ketepatan waktu sangat diharapkan semoga tidak terlambat ketika ingin berlibur ke suatu tempat.

 ketepatan waktu sangat diharapkan semoga tidak terlambat ketika ingin berlibur ke suatu tem Naik Gunung dengan Jam Tangan KW? Yakin?
gunung ungaran.

Akhir final ini Saya memang sedang semangatnya mendaki gunung, selama satu tahun belakangan, Saya sanggup mendaki gunung sebulan sekali, bahkan pernah satu ahad dua kali.

Walaupun gunung yang Saya daki rata-rata tidak terlalu tinggi, menyerupai gunung Andong, Ungaran, Sumbing, Merapi, Lawu, dan Merbabu yang memang ketinggiannya masih dibawah 3500 Mdpl.

Nah, berbicara wacana gunung, Saya punya dongeng menarik ketika mendaki gunung Ungaran.

Gunung Ungaran merupakan gunung tertinggi di Kabupaten Semarang, gunung ini berlokasi di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan ketinggian 2050 Mdpl.

Pendakian dimulai pukul 20:00 WIB dari Basecamp Mawar, ketika itu Saya diajak salah satu sobat untuk mengantarkan rombongan dari Klaten berjumlah 11 orang untuk mendaki di gunung Ungaran.

Asal tau saja, untuk sanggup hingga di puncak gunung Ungaran, pendakian hanya memakan waktu sekitar 4 jam saja lho, tidak terlalu usang kan? Karena itu Kami mendaki di malam hari.

Cuaca ketika itu sanggup dibilang agak mendung disertai angin yang cukup kencang.

Pendakian berjalan lancar tanpa hambatan hingga di Kebun Teh Medini. Saat hingga di kebun teh inilah kabut mulai menyelimuti hingga jarak pandang hanya sekitar 1 meter saja, bahkan cahaya dari senter Kami-pun tidak sanggup menembus tebalnya kabut itu.

Jalur-pun tidak terlihat dengan jelas, untungnya, ini yaitu pendakian ke-7 Saya di gunung Ungaran selama satu tahun terakhir, jadi Saya masih ingat betul jalur pendakiannya.

Melihat jarum jam, ternyata sudah hampir pukul 9 malam, dan Kami gres hingga di kebun teh sebab terlalu banyak istirahat.

Akhirnya Kami tetapkan untuk tidak berhenti berjalan hingga melewati kebun teh. Jam menawarkan pukul 21:15 WIB, kesannya Kami hingga di hutan yang berada diatas kebun teh tadi.

Pendakian bahwasanya akan dimulai dari sini, dimana jalur sudah tidak lagi gampang menyerupai sebelumnya.

Setelah istirahat sebentar, Kami melanjutkan perjalanan. Memasuki hutan, kabut sudah mulai menghilang, dan gerimis tiba menggantikannya yang menciptakan jalur semakin licin.

Dari sinilah Kami dipaksa untuk memakai kedua tangan, merangkak sambil saling tarik menarik.
Semua pakaian Kami kotor jawaban tanah yang berair dan akar-akar pohon yang licin.

Selama kurang lebih 1 jam Kami berjibaku di dalam hutan, kesannya sekitar pukul 22:00 Kami berhasil melewati hutan tersebut dan hingga di lokasi yang biasa disebut puncak bayangan.

Di puncak bayangan ini angin terasa sangat kencang sekali, bahkan saking kencangnya, cover bag yang menyelimuti tas di punggung ikut terbang terbawa angin.

Sayup-sayup mata melirik kearah jam ditangan, ternyata jarum jam sudah berada di angka 22:30 dengan kacanya yang mulai beku dan basah.

Perjalanan Kami di puncak bayangan ini diiringi dengan kabut dan angin puting-beliung yang menciptakan berat untuk berjalan, bahkan untuk bangun sekalipun.

Akhirnya Kami tetapkan untuk berhenti di puncak bayangan dan melanjutkan perjalanan ke puncak esok hari.


Tapi untuk meyakinkan rombongan, Kami berdua berinisiatif untuk mengecek eksklusif keadaan di puncak. Akhirnya Saya dan sobat Saya melanjukan perjalanan berdua menuju puncak, sedangkan rombongan tetap di puncak bayangan.

Dengan fokus melihat jalur di bawah kaki, tanpa melihat kearah lain sekalipun melihat waktu, Kami mencoba berusaha sekuat tenaga untuk sanggup hingga di puncak secepatnya.

Dan ya, kesannya Kami hingga sempurna di bawah puncak Ungaran.

Kabar baiknya, di puncak sudah tidak ada kabut lagi, mata eksklusif tertuju kearah depan, terdapat pemandangan yang menciptakan Kami membisu tanpa bergerak dengan tangan bertumpu pada kerikil besar di samping Kami.

Inilah kabar buruknya, angin di puncak Ungaran sangat kencang sekali hingga menciptakan tenda didepan Kami hancur. Lalu Kami berinisiatif untuk mendekatinya, tapi apa daya angin yang terlalu berpengaruh menciptakan tubuh Saya terlempar dan hampir jatuh ke jurang.

Kaprikornus Kami harus berjalan sambil merangkak untuk mendekati tenda tersebut. Hingga kesannya Kami tetapkan untuk kembali kebawah sebab keadaan di puncak tidak memungkinkan.

Spontan mata melihat jam yang menempel di tangan, ternyata jam Saya sudah beku dan berhenti berputar jawaban suhu yang cukup dingin, menciptakan Kami tidak mengetahui waktu.

Lalu, kami berusaha secepatnya untuk turun walaupun sambil terpeleset.

Akhirnya Kami hingga di puncak bayangan bersama rombongan, dan tetapkan untuk mendirikan tenda disitu. Iseng Saya bertanya waktu ke salah satu rombongan, ternyata jam sudah menawarkan pukul 02:00.

Kaget rasanya, ternyata Kami menghabiskan banyak waktu ketika di perjalanan menuju dan kembali dari puncak sebab tidak adanya penunjuk waktu yang baik.

Wajar memang, sebab jam yang Saya pakai yaitu jam KW yang kualitasnya sangat dibawah standar.

Karena itu Saya tidak menyarankan kepada kalian, ketika ingin bepergiaan ketempat yang memang mengedepankan waktu, jangan pernah memakai jam tangan dengan kualitas rendah, gunakanlah jam tangan ori.

Di zaman modern ini, untuk mendapat jam tangan ori Kita tidak perlu pergi keluar negeri dulu, sambil tiduran di rumah-pun kalian sanggup membeli jam tangan ori via online.

Nah, salah satu online shop yang paling Saya rekomendasikan untuk membeli jam tangan ori yaitu Rada Time.

Di Rada Time, kalian sanggup menemukan aneka macam jenis jam tangan dengan style yang sangat keren, dan tentunya orisinil bukan KW menyerupai yang pernah Saya pakai dulu :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar