Blog ini Berisikan info wisata, tempat nongkrong, kuliner jaman now di seluruh Indonesia

Selasa, 01 Desember 2015

Pesona Banyuwangi - The Sunrise Of Java - Berkunjung Ke Taman Nasional Bantalan Purwo & Taman Nasional Baluran

Lokasinya yang berada di ujung timur Pulau Jawa mengakibatkan kota ini dijuluki The Sunrise of Java, kota yang paling pertama melihat matahari terbit di Pulau Jawa. Di Banyuwangi ini gres jam 5 pagi saja rasanya sudah menyerupai jam 7 pagi, malah terkadang dibeberapa tempat, jam di hp kita akan berubah secara otomatis ke waktu Indonesia tengah (WITA) kalau setingannya diset ke mode setingan otomatis.
Beberapa waktu kemudian aku berkesempatan mengunjungi kota ini, bahwasanya dalam rangkaian kiprah tapi apalah daya tugasnya di lokasi wisata jadi ya mau nggak mau harus berwisata hahaha. Keberangkatan dimulai dari Cirebon ke Jogja, aku nebenk teman sekantor yang kebetulan bawa mobil. Dari Jogja aku berangkat dari Stasiun Lempuyangan jam 7.30 pagi naik kereta Sri Tanjung hingga balasannya hingga di Banyuwangi sekitar jam 9 malam, aku turun di Stasiun Karangasem. Dari Stasiun Karangasem aku naik ojek menuju ke penginapan kemudian beristirahat, recharge energy untuk esok hari.
Sabtu, 21 November 2015 aku dan dua orang teman aku menuju Taman Nasional Alas Purwo, kebetulan teman aku yang satu orang yaitu pegawai TN Alas Purwo (TNAP) jadi kami tidak perlu mencari-cari jalan menuju kesana. Jarak TNAP dari kota Banyuwangi cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan. Wilayah TNAP sangat luas, tempat-tempat yang sanggup dikunjungi sangat banyak, waktu aku disana kurang lebih hanya setengah hari jadi hanya beberapa tempat saja yang sanggup aku kunjungi dan ini ia beberapa lokasi di TNAP yang sempat aku kunjungi:
resort Rowobendo
Rowobendo, pos masuk daerah TNAP
Rowobendo atau pintu masuk daerah TNAP
Disinilah tempatnya pembelian tiket masuk daerah TNAP, tarifnya Rp 10.000,- per kendaraan beroda empat per hari, Rp 5.000,- per motor per hari, plus kalau nggak salah Rp 5.000,- per orang. Saran aku sih kalau kesini mending bawa kendaraan beroda empat langsung atau sewa kendaraan beroda empat sebab kawasannya memang benar-benar hutan perawan dan hewan-hewan liarpun bebas berkeliaran, beberapa kali di tengah perjalanan aku sempat bertemu dengan rusa, burung elang & burung-burung lainnya, monyet-monyet yang jumlahnya memang banyak disana, lutung, ayam hutan, dan juga macan tutul, nggak kebayang deh kalau misal jalan kaki dan tiba-tiba ketemu sama macan tutul.
Pura Luhur Giri Salaka, lokasinya ada di tengah hutan


Pura Luhur Giri Salaka
Pura ini masih aktif dipakai sebagai tempat peribadatan umat Hindu di Banyuwangi dan sekitarnya, bahkan umat Hindu Bali juga katanya sering beribadah disini
bagian dalam Situs Kawitan
Situs Kawitan
Konon situs ini merupakan awal mula ditemukannya Alas Purwo. Kawitan artinya wiwitan atau permulaan, sedangkan Alas Purwo sendiri artinya hutan pertama, jadi Alas Purwo ini dikenal sebagai hutan pertama di Jawa atau awal mula Pulau Jawa.
nggak sempat fotoin pantai Pancurnya, adanya malah foto narsis
Pancur
Di Pancur ini terdapat Pantai Pancur dan beberapa Goa yang masih sering dikunjungi warga yang ingin mencari wangsit.
tower yang nggak menyerupai tower
Pantai Plengkung atau G-Land
Dari Pancur aku menuju ke Plengkung, jaraknya sekitar 9 km dengan kondisi jalan yang rusak. Kendaraan langsung tidak diperbolehkan masuk hingga ke Plengkung, hanya boleh hingga di Pancur saja. Untuk masuk hingga ke Plengkung sanggup menyewa kendaraan beroda empat yang disediakan pengelola dengan tarif Rp 250.000,- per mobil, atau pilihan lain ya jalan kaki dengan rute 9 km dengan jalan berbatu di tengah hutan. Berhubung kemarin aku sedang tugas, balasannya aku berinisiatif meminjam motor petugas dan yeay! Dibolehin, petualangan menuju G-Land dimulai! :D
Jalanan yang ditempuh tidak mengecewakan berat meskipun bahwasanya nggak berat-berat amat, cuma sebab kondisi jalannya buruk jadi jarak 9 km itu rasanya panjang banget. Selain melewati jalanan berbatu aku juga melewati jalanan pasir (tepi pantai), motor sempat oleng dan sempat sekali terjatuh hahaha, untung cuma motornya yang jatuh, orangnya malah nggak jatuh. Rintangan pertama dan kedua berhasil dilalui, eh ada lagi rintangi melewati jembatan yang tengahnya bolong, dengan baca-baca do'a balasannya aku berhasil juga melewatinya hehehe.
Kabarnya Pantai Plengkung yang lebih populer dikalangan wisatawan mancanegara dengan sebutan G-Land mempunyai ombak terbagus di dunia yang cocok untuk acara surfing sesudah Hawaii. Di G-Land ini terdapat pula 3 resort sebagai tempat peristirahatan wisatawan. Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun gila pada bulan April - Oktober ketika ombak sedang bagus-bagusnya, kalau diluar bulan-bulan itu tempat ini sepi.
tower Sadengan
spot favorit saya
Sadengan - Padang Penggembalaan Sadengan (Sadengan Feeding Ground)
Di Sadengan ini terdapat padang rumput atau savana tempat hewan-hewan berkumpul untuk mencari makan. Dari semua tempat yang aku kunjungi di TNAP, tempat ini yaitu tempat favorit aku hehehe. Tempatnya cocok untuk melepas penat, adem, hijau, pas buat manjain mata, ngademin pikiran. Disini terdapat menara 3 lantai untuk mengamati satwa-satwa yang ada di dalam savana. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk kedalam savana untuk menjaga kehidupan satwa dan menjaga keselamatan pengunjung juga. Dari Sadengan kami menuju ke tempat selanjutnya yang akan kami kunjungi, tapi gres beberapa meter keluar dari resort Sadengan kami melihat macan tutul melintas di depan kami, kemudian kami semua membisu mengamati dan mengabadikan momen langka ini dalam video maupun foto.
penyu
tukik
senja Ngagelan
jangan lupa pose siluet hahaha
Pantai Ngagelan - Penangkaran Penyu Semi Alami
Pantai Ngagelan ini merupakan tempat penangkaran penyu semi alami. Pada bulan-bulan tertentu penyu-penyu mendarat untuk bertelur, kalau sedang beruntung atau tiba pada ketika ekspresi dominan penyu berkembang biak kita akan melihat penyu-penyu bertelur ataupu pelepasan tukik-tukik atau belum dewasa penyu ke laut. Sayangnya waktu aku kesana sedang tidak ekspresi dominan penyu. Dari Ngagelan ini hari sudah gelap balasannya kami putuskan untuk keluar dari daerah TNAP dan kembali ke kota Banyuwangi untuk recharge energy lagi sebab esok paginya kami akan mengunjungi Taman Nasional Baluran (TNB).
TNB
Minggu, 22 November 2015 jam 7 pagi kami berangkat menuju ke Taman Nasional Baluran (TNB). Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam dari kota Banyuwangi. TNB ini terletak di Kabupaten Situbondo. Akses menuju TNB jauh lebih gampang daripada kanal menuju ke TNAP. TNB ini letaknya di pinggir jalan raya dan medan didalam daerah TNBnya pun lebih gampang dilalui daripada TNAP. Saran aku sih kalau kau liburan ke Banyuwangi, pengen ngerasain suasana Africa van Java, budget terbatas dan juga waktu yang kau punya terbatas mending ke TNB saja. Transportasi menuju TNB sangat mudah, kalau kau naik kereta turun saja di Stasiun Banyuwangi Baru kemudian kau cari bus jurusan Situbondo, TNBnya ada di kanan jalan. Sama menyerupai di TNAP, saran aku kalau kesini mending bawa kendaraan langsung atau sewa kendaraan. Akan lebih yummy kalau naik kendaraan beroda empat sebab jalannya berbatu, cuacanya sangat panas dan juga debunya luar biasa plus banyak monyet-monyet dan lutung berkeliaran bebas.
Bekol
Savana Bekol
Ketika hingga di daerah TNB ternyata di sekitar pintu masuk atau tepatnya di area warta pengunjung sedang diadakan penutupan program kompetisi bird watching atau pengamatan burung. Lokasi yang sempat aku kunjungi di TNB ini yaitu Savana Bekol, tempat konservasi dan pengembangbiakan banteng di Bekol, tower atau menara pandang di Bekol, Lokasi yang berdasarkan aku menyerupai Jurassic Park hahaha entah apa namanya, dan Pantai Bama. Di Pantai Bama ini terdapat satu rumah makan yang cukup yummy suasana dan tentunya rasa masakannya. Kalau biasanya di tempat-tempat makan gambar makanan lebih menarik daripada aslinya nah kalau di Bama ini makanan aslinya malah jauh lebih menarik daripada gambarnya hahaha. Dari Bama kami lanjut ke Bekol, pamitan kemudian keluar daerah TNB.
Konservasi Banteng
Jurassic Park :))
Pantai Bama
Pantai Bama
Bama
Selat Bali
Gandrung Banyuwangi
Keluar dari TNB kami semua kehausan, maklum cuacana emang panas banget, Banyuwangi belum terguyur hujan sama sekali. Saya mengusulkan untuk beli es, seorang teman aku ajakan beli es kelapa, seorang lagi ajakan nyari es di sekitar Watu Dodol & patung Gandrung Banyuwangi, jadilah kami kesana dan nemu tempat asyik buat nongky, menikmati pemandangan Selat Bali sambil menikmati es kelapa muda dan semilir angin pantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar